'Suatu ketika KH. Zainal Arifin,
pengasuh PP. Al Arifiyyah Medono Kota Pekalongan ,diminta tolong oleh panitia
untuk menjemput Al Maghfurlah KH. Abdurahman Wahid atau Gus Dur untuk mengisi
sebuah acara akbar di Kota Pekalongan. Waktu itu panitia minta didampingi Kiai
Zainal untuk menjemput Gus Dur yang sedang mengisi acara pengajian di Semarang
Jateng. Seusai acara dan ramah tamah dengan para tamu, Gus Dur memutuskan untuk
ikut rombongan Kiai Zainal dan Panitia ke Pekalongan.
Waktu itu kurang lebih pukul 1
atau 2 dinihari. Kiai Zainal dan Panitia, setelah berbincang secukupnya dengan
Gus Dur, tahu diri mempersilahkan Gus Dur untuk Istirahat di mobil yang melaju
dengan tenang. Maklum, jalur pantura pada jam segitu juga sudah lengang.
Kita tahu Gus Dur kondisi
fisiknya terbatas, kesehatannya juga mulai menurun, serta jadwal juga padat.
Tentu saja sesuai logika norrmal, aktivitas ini akan menguras tenaga dan
pikiran Gus Dur. Tapi, alih-alih istirahat di dalam mobil yang melaju dengan
tenang tersebut, Gus Dur malah masih membaca Al-Qur'an dengan hafalan< Bil
Ghoib>.
Sementara itu, Kiai Zainal dan
panitia yang jelas secara fisik lebih sehat 100% dibanding Gus Dur sudah
kecapekan dan hampir terlelap, kaget ketika mendengar Gus Dur dengan suara
lamat-lamat 'mendaras' Al-Qur'an secara hafalan.
Kontan rasa kantuk Kiai Zainal
dkk hilang. Dengan penasaran Kiai Zainal dkk menyimak hafalan Gus dur. Tak
terasa 1 jam lewat. Sampailah rombongan itu di Pekalongan. Air mata Kiai Zainal
dkk tumpah ruah. Iia membayangkan orang yg selama ini sering disalahpahami
berbagai pihak, dicaci maki, dikutuk, dikafirkan, difitnah, dicemo'oh dst,
malam itu dengan kondisi fisik dan kesehatan yang sangat terbatas, dan
kelelahan yang luar biasa setelah hampir sehari semalam beraktifitas penuh dengan
berbagai kegiatan, malam itu dalam waktu 1 jam perjalanan Semarang-Pekalongan
ternyata masih 'menyempatkan' membaca Al-Qur'an dengan hafalan sampai 5 juz
lebih!
Apakah mereka yg
mengkafir-kafirkan beliau sanggup melakukan hal demikian? Subhanallah. Ternyata
ini salah satu kebiasaan Gus Dur jika berada di dalam perjalanan. Bukan seperti
kita, alih-alih baca al-Qur'an,berdoa saja kadang lupa,malah mendengarkan
musik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar