
Tentang “BEDUG”
Sudah tidak asing lagi di masyarakat bahwa “BEDUG” biasanya berbunyi pada saat
sebelum adzan dikumandangkan, Bedug
adalah alat musik
tabuh seperti gendang.
Bedug merupakan instrumen musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan
tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi
tradisional, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun politik. Di Indonesia,
sebuah bedug biasa dibunyikan untuk pemberitahuan mengenai waktu salat atau sembahyang.
Bedug terbuat dari sepotong batang kayu besar atau pohon enau sepanjang
kira-kira satu meter atau lebih. Bagian tengah batang dilubangi sehingga
berbentuk tabung besar. Ujung batang yang berukuran lebih besar ditutup dengan
kulit binatang yang berfungsi sebagai membran atau selaput gendang. Bila
ditabuh, bedug menimbulkan suara berat, bernada khas, rendah, tetapi dapat
terdengar sampai jarak yang cukup jauh.
Tetapi tau kah anda tentang
sejarah tentang bedug ? Ada pendapat tradisi bedug dikaitkan dengan budaya
China. Adanya Bedug dikaitkan dengan ekspedisi pasukan Cheng Ho abad ke-15.
Laksamana utusan kekaisaran Ming yang Muslim itu menginginkan suara bedug di
masjid-masjid, seperti halnya penggunaan alat serupa di kuil-kuil Budha di
China. Ada pula pendapat bedug berasal dari tradisi drum China yang menyebar ke
Asia Timur, kemudian masuk Nusantara.
Karena “BEDUG” memiliki ciri khas
suara yang menggema yang bisa terdengar sampai jarak yang cukup jauh, maka PK
PMII Matahari Terbit mengambil filosofi tersebut dengan harapan buletin”BEDUG”
dapat memberikan wacana-wacana yang
berbobot dan bermanfaat untuk kalangan luas. SEMANGAT MENGGEMA!! (RED)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar