Partai Politik dan Pendidikan Politik
Tahun 2013 2014 dalah tahun dimana pesta politik banyak
terselenggara baik di tingkatan pemilihan kepela desah daerah sampai keprovinsi
di jawa timur ini. Hal ini tentunya harus di imbangi dengan system pendidikan
politik dan budaya politik yang baik agar dapat mampu mengembalikan makna
politik yang positive dan masyarakat tidak tabuh dan terkesan risih apabila
berbicara tentang politik. Kita menyadari bahwasannya politik kita pada saat
ini berada dalam kondisi terpuruk, padahal partai politik adalah salah satu pilar utama
demokrasi. Lebih dari itu, kita sangat sependapat bahwa "wajah partai dan
politisi partai bisa jadi merupakan bagian dari carut-marut wajah bangsa".
Carut-marut wajah partai dan wajah bangsa itu adalah sebuah hasil proses
sejarah panjang bangsa kita karena tidak adanya pendidikan politik yang
berkualitas, khususnya sepanjang Orde Baru.
Tidak adanya pendidikan politik
Dulu pada masa orde baru demi
pembangunan ekonomi sebagai panglima, Orde Baru tidak hanya melakukan
pendekatan pragmatis di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang politik. Ada
beberapa hal yang dilakukan Orde Baru dalam kaitan dengan pragmatisme politik
demi menunjang pembangunan ekonomi. terjadi penyederhanaan dan pembatasan partai
politik dengan segala konsekuensinya, umumnya pada kehidupan demokrasi dan
secara khusus dalam kaitan dengan pendidikan politik. Dengan cara ini,
kebebasan berpartai, berorganisasi, dan kesempatan melakukan pendidikan politik
dalam kerja organisasi politik riil menjadi dibatasi dan dikebiri. Bahkan,
lebih dari itu, seluruh semangat demokrasi dimatikan karena tidak ada perbedaan
pandangan, saling kontrol antarpartai, tidak adanya pengajuan calon pemimpin
tandingan dan seterusnya, sebagaimana kita semua alami waktu itu. Itu dilakukan
demi pragmatisme ekonomi agar tujuan pembangunan ekonomi bisa dicapai tanpa
gangguan stabilitas politik oleh mekanisme demokrasi politik normal. Tapi pada
saat ini kebebasan berpolitik sangat
jauh berbeda ketika pada masa orde baru seharusnya partai polik melakukan apa
yang idealnya dikerjakan sebuah partai yang sehat, yaitu pendidikan politik
bagi para kadernya untuk menyiapkan dan mencetak calon pemimpin partai dan
pemimpin bangsa. Dan apa yang bisa
dilakukan untuk pendidikan politik kader partai dalam kondisi seperti ini? Stop
KKN itu adalah harga mati.
Budaya politik
Dalam konteks tidak adanya
pendidikan politik selama ini, kita lalu bisa memahami mengapa terjadi, tidak
hanya merosotnya etika dan moralitas politik, tetapi juga mengapa loyalitas
kepada pemimpin di pusat begitu kuat? Selain faktor strategi parpol demi
kepentingan bangsa dan daerah tertentu, harus kita akui bahwa di tengah tidak
adanya pendidikan politik yang sehat selama ini, memang budaya politik kita di
Indonesia masih budaya politik tradisionalisme.
Dalam budaya politik yang
tradisional itu memang figur pemimpin dan karisma jauh lebih kuat dan
menentukan dari pada segala mekanisme dan prosedur formal yang demokratis dan
profesional. Visi dan platform belum benar-benar menentukan, terutama juga
karena memang belum ditunjang oleh kader yang mampu dan profesional untuk
mewujudkan visi dan platform partai.
Loyalitas tradisional kepada
figur pemimpin ini tidak hanya terjadi secara internal dalam partai politik.
Ini terjadi pada diri bangsa secara keseluruhan. Dalam birokrasi kita, bahkan
dalam sektor swasta kita, termasuk di lembaga perguruan tinggi kita, budaya
tradisional seperti itu juga masih tetap saja terjadi. Pemimpin di birokrasi
dan di berbagai lembaga swasta kita pada akhirnya dianggap sebagai paling
menentukan, dan menentang pemimpin-kendati bawahan benar-dianggap sebagai dosa
yang akan mengakhiri jabatan dan bahkan karir seseorang.
Jadi, jalan kita masih panjang. Tapi, kita akan
bisa berhasil kalau kita sekarang menekuni secara serius pendidikan politik
itu, pendidikan untuk character building. Melalui pendidikan politik yang sehat
itulah diharapkan pula agar loyalitas tradisional kepada figur pemimpin bisa
digantikan atau diimbangi oleh loyalitas kepada nilai, visi, dan program partai
sesuai dengan aturan dan mekanisme yang demokratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar