Oleh: fatkhur rokhman (Ketua PK. PMII
MT)
Konteks pemahaman Gerakan mahasiswa bukan hanya sekedar aksi-aksi turun jalan atau gerakan-gerakan ekstraparlementer seperti ang di pahami oleh kebanyak orang lainnya tapi kita sebagaimahsiswa harus juga mehami apa yang di maksud dengan AGENT OF CHANGE dan AGENT OF COUNTROL dengan basic keilmuwan kita bagaimana kita mampu mengemban tanggung jawab sosial dan tanggung jawab moral yang seharusnya kita bangun untuk menuju tatanan berbangsa dan bernegara yang baik dan benar. Kita lihat pada hari ini. Apakah kita sudah melihat orang di sekeliling kita bisa dikatakan sejahtera, apakah kita sudah melihat di perempatan jalan samping trotoar lampu merah bersih dari anak-anak bangsa setia menunggu mobil yang lalul-lalang berhenti untuk sekedar menyadongkan tangannya, bagaimana dengan tingkat kesenjangan hidup masyrakat kita, pendidikan, kesehatan, ekonomi apakah sudah dalam kata ‘’sejahtera’’? lihatlah di sekeliling kalian bagaimana kekayaan alam kita, dulu terngaung nyanyian tongkat dan kayu di tancap jadi tanaman, kail dan jalapun cukup menghidupi mu. Ini jauh dari kondisi realita kita saat ini. tentunya kita harus sadar betul bagai mana tanggung jawab kita sebagai manusia yang di berikan lebih secara pribadi dari segi kondisi, ekonomi, dan pendidikan. Untuk memperjuangkan cita-cita luhur PANCASILA dan UUD yang mengamanatkan untuk mencerdaskan, menyejahterahkan dan menciptkan keadilan.
Mendatar : 2. Mendukung, 3. Gagasan. 4. Semua (inggris). 6.
Gelisah 8.sirik. 9. Ibu/emak. 10. Gereja baptis indonesia. 11. Tulang rusuk.
13. Hujan (inggris). 16. Hewan yang tahan panas. 18. Dasi (inggris) 19.
Terbitan. 20. Gerak ber-irama. 22. Negara (singkat) 23. Pengikisan oleh
air. 26 biro. 28. Perusaan air minum. 30. Alat penuai padi. 32. Ukuran
waktu/tempo. 33. Ahli hukum. 36. Sebuah akhiran.
|
Agar kita tidak
mengikuti filosofi keledai, tiada lain semua elemen bangsa ini harus sadar dan
bangkit memperbaiki diri. Kita tidak bisa mengharapkan bulan jatuh ke bumi,
atau Tuhan memberi mukjizat kepada kita. Kesadaran kambali kepada prinsip
pembangunan negara yaitu untuk kesejahteraan manusia haruslah kita ingat lagi.
Mari kita perbaiki posisi, tugas , dan wewenang
kita masing-masing sebagai anak bangsa. Eksekutif, Legislatif, dan
Yudikatif kembalilah kepada nilai-nilai
luhur kebangsaan. Tegakkanlah nilai-nilai Pancasila tersebut dengan kebanggaan
untuk membentuk demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila tidak akan tegak
dengan pilar-pilar materialisme dan kapitalisme. Jangan membuat Ibu Pertiwi
menangis melihat anaknya yang durhaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar